Sabtu, 17 Oktober 2020

Taqwa Kepada Allah

            Taqwa berasal dari kata "waqa-yaqi-wiqayatan" yang artinya hati-hati, ingat mawas diri, waspada dan memelihara. Hujahnya adalah Al Quran At Tahrim ayat 6 yang artinya: “Wahai orang yang beriman, hendaklah kamu memelihara kamu dan kelurgamu dari api neraka”. Dalam Al-Quran, Allah sering menyeru dengan kalimat ittaqu atau yattaqi. Tambahan
huruf pada asal kata waqa membawa perubahan makna. Di sini ittaqullah mempunyai maksud: hendaklah kamu mengambil Allah sebagai pemelihara/ benteng/ pelindung. Yaitu hendaklah jadikan Tuhan itu pelindung. Jadikan Tuhan itu benteng. Bila sudah berada dalam perlindungan, kubu atau benteng Tuhan maka perkara yang negatif dan berbahaya tidak akan masuk atau tembus. Artinya jadikanlah Tuhan itu dinding dari segala kejahatan.
       Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian Taqwa adalah: 1. Terpeliharanya sifat diri untuk untuk tetap taat melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan segala larangannya. 2. Keinsyafan yang diikuti kepatuhan dan ketaatan dalam melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangannya. 3. Keshalehan hidup.
         Orang yang bertaqwa adalah orang yang luar biasa disebabkan dia adalah manusia yang sudah tinggi darjatnya. Sebab itulah dia dibantu dan dibela oleh Tuhan. Dan hanya orang bertaqwalah yang akan selamat dunia akhirat.
     Selama ini ada di antara kita ada yang memahami bahwa pengertian taqwa itu sebagai takut. Sedangkan taqwa itu bukan berarti takut kepada Allah. Jadi bilamana khatib membaca khutbah Jumaat, seringkali juga khatib itu melaungkan Ittaqullah, kemudian diterjemahkan sebagai takutlah kamu kepada Allah. Kalaulah istilah takut itu mau digunakan, maka eloklah disebut khaufullah. Sebab itu makna yang sebenarnya mengenai takutlah kepada Allah. Takut kepada Allah itu hanyalah satu sifat dari pada berbagai macam sifat taqwa. Ia adalah sebiji buah taqwa dari pada himpunan buah-buah taqwa yang beratus banyaknya. Oleh itu tidaklah tepat ditafsirkan taqwa itu sebagai takut.
           Beberapa dalil tentang taqwa:
Alif Laam Miim.Kitab Al-Qur”an ini tidak ada keraguanpadanyapetunjuk bagi mereka yang bertaqwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rizki yang kami anugrahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada kitab Al-Qur’an yang telah diturunkan sebelummu serta mereka yakin akan adanya kehidupan akhirat. Mereka itulah yang mendapatkan petunjuk dari Tuhannya, dan mereka orang-orang yang beruntung”. (QS. Al-Baqarah:1-5)
"Hendaklah kamu bertaqwa kepada Allah sejauh yang termungkin." (At Taghabun: 16)
"Hendaklah kamu menambah bekalan. Maka sesungguhnya sebaik-baik bekalan itu adalah sifat taqwa." (Al Baqarah: 197)
“Jika penduduk suatu negeri beriman dan berTaqwa, Kami akan bukakan berkat dari langit dan bumi” (Al A’raf : 96)
Allah menjadi pembela (pembantu) bagi orang yang berTaqwa” (Al Jatsiyah: 19)
“Akan Aku wariskan bumi ini kepada orang-orang yang sholeh (berTaqwa)” (Al Anbiya: 105)

        Jenis-jenis kegiatan ketaqwaan:
  • Program ketaqwaan dua minggu berturut-turut
1. Membaca Al-Qur'an minimal tiga kali sehari 2. Menginfaqkan sebagian harta pada faqir miskin dalam keadaan apapun 3. Membuang sampah pada tempatnya 4. Sabar ketika mendapat kesulitan 5. Membersihkan kamar dan membereskan lemari setiap hari.
  • Program ketaqwaan dari tanggal 05-11 Desember 2008
1. Menahan Amarah 2. Memaafkan kesalahan orang lain 3. Sopan santun terhadap orang tua 4. Menghafal juz amma dan surat-surat penting yang ada di Al-Qur’an 5. Memahami dan mengamalkan isi Alqur’an.
  • Program ketaqwaan dari tanggal 12-18 Desember 2008
1. Berfikir Logis tidak berfikir skuler 2. Tidak melakukan tindakan yang sia-sia 3. mengerjakan apa yang bermanfaat 4. Menundukan kepala dan merendahkan pandangan 5. Berusaha untuk mengingat Allah disetiap hembusan nafas.
  • Program ketaqwaan dari tanggal 12-18 Desember 2008
1. Mentafakuri apa yang di ciptakan oleh Allah 2. Berbuat baik terhadap semua makhluk Allah 3. Mengikuti pengajian remaja 4. Menjaga persahabatan secara islami.

        Sebelumnya saya masih sangat kurang dalam melaksanakan kegiatan tersebut, tetapi setelah saya melaksanakan tugas individu ini Alhamdulillah banyak peningkatan dalam diri saya dan tugas ini bisa dilaksanakan dengan baik, walaupun pada awalnya saya belum bisa sepenuhnya melaksanakan, tetapi karna kesungguhan saya dan dorongan motivasi dari berbagai pihak, Alhamdulillah tugas ini dapat dilaksanakan sepenuhnya dengan baik. 

           Mengajak teman untuk memiliki karakter taqwa:
  • Program ketaqwaan dua minggu berturut-turut
1. Mengajak teman untuk berpakaian sopan dan rapi 2. Mengajak teman untuk shalat lima waktu dan membaca Al-Qur'an 3. Mengajak teman untuk tidak membuang sampah sembarangan
  • Program ketaqwaan dari tanggal 05-11 Desember 2008
1. Mengajak teman untuk menahan Amarah 2. Mengajak teman untuk selalu memaafkan kesalahan orang lain 3. Sopan santun terhadap orang tua
  • Program ketaqwaan dari tanggal 12-18 Desember 2008
1. Menajak teman untuk tidak melakukan tindakan yang sia-sia 2. Menajak teman untuk mengerjakan apa yang bermanfaat 3. Berusaha untuk mengingat Allah disetiap hembusan nafas
  • Program ketaqwaan dari tanggal 12-18 Desember 2008
1. Mengajak teman di rumah untuk mengenakan jilbab 2. Mengajak teman untuk mengikuti pengajian remaja 3. Mengajak teman untuk mentafakuri apa yang telah diciptakan oleh Allah 4. Mengajak teman untuk selalu mengingat Allah. 

        Sebelumnya teman saya masih sangat kurang dalam melaksanakan kegiatan tersebut, tetapi setelah saya mengajaknya,  Alhamdulillah banyak peningkatan yang saya lihat pada diri mereka, seperi yang tadinya mereka tidak memakai jilbab sekarang menjadi mau memakai jilbab dll. Pada awalnya saya sangatlah sulit mengajak mereka untuk taqwa, tetapi saya mencoba berusaha terus semampu saya untuk menegakan amar ma'ruf nahi munkar. Alhamdulillah, dengan kesabaran saya mereka bisa mempunyai karakter taqwa.

Kemampuan Bersosialisasi

        
Singapore 2019

        Pengertian kemampuan bersosialisasi adalah perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial yang mampu bermasyarakat serta dapat bersosialisasi pada setiap ligkungan seseorang berada dan dapat menghasilakn sesuatu yang dapat bermanfaat bagi orang disekitar kita. Kematangan bersosialisasi ini bertujuan untuk calon pendidik agar memiliki kemampuan bersosialisasi, memiliki kepekaan sosial yang tinggi dalam dunia pendidikan khususnya, dan masyarakat umumnya. Kematangan bersosialisasi sangat terkait dengan perkembangan sosial seseorang. Sedangkan perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial menjadi orang yang bermampu bermasyarakat (socialized) memerlukan tiga proses terpisah dan sangat berbeda satu sama lain, tetapi saling berkaitan, sehingga kegagalan dalam satu proses akan menurunkan kadar sosialisasi individu. 
        Proses-proses tersebut ialah: 1. belajar berprilaku yang dapat diterima secara social 2. memainkan peran sosial yang dapat diterima 3. perkembangan sikap sosial. Karakter kemampuan bersosialisasi 1.Memahami orang lain. 2.Peduli terhadap orang lain. 3.Berbagi dengn orang lain. 4.Rasa menolong oran lain 5.Toleransi 6.Senang bersosialisasi 7.Tertib aturan.
  • Program kemampuan bersosialisasi dari tanggal 19-25 Desember 2008
1. Peduli terhadap orang lain 2. Menolong orang lain disaat mendapat kesulitan 3. Mampu mengerti dan memahami orang lain. 4. Dapat berbagi dengan orang lain 5. Tidak gibah, fitnah, namimah dan munafik 6. Ramah terhadap orang lain 7. Tidak dengki terhadap orang lain 8. Bicara dengan jelas 9. pengaruhi orang lain dalam hal positif. 
           Sebelumnya saya masih sangatlah kurang dalam bersosialisasi baik dilingkungan kampus, keluarga, maupun masyarakat. Tetapi setelah saya mendapatkan tugas individu ini saya mampu bersosialisasi dengan baik, walaupun pada hari pertama saya belum bisa melaksanakan sepenuhnya tetapi karna semangat, kesabaran, dan keikhlasan saya yang tinggi untuk bisa berubah dan membentuk karakter ini, Alhamdulillah saya bisa melaksanakannya dengan baik. Semoga karakter sosialisasi ini selalu melekat dihati saya. Aamiiin. 

Kematangan Intelektual


    Intelektual secara harfiah berasal dari bahasa Inggris "intellectual". Termasuk adjective (kata sifat). "Intelektual" menurut AS Hornby et.al berarti: having or showing good reasoning power, menunjukkan kekuatan penalaran yang baik. Sedangkan menurut istilah ialah yang di artikan oleh George A. Thoedorson dan archiles G. Thoedorson Intelektual adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri kepada pengembangan gagasan orisinal dan terlibat dalam usaha-usaha Intelektual kreatif. 
    Intelektual ialah orang yang menggunakan inteleknya untuk bekerja, belajar, membayangkan, mengajak, atau menyoal dan menjawab persoalan tentang berbagai idea. Secara umum, terdapat tiga pengertian modern untuk istilah "intelektual", yaitu: 1. Mereka yang amat terlibat dalam idea-idea dan buku-buku; 2. Mereka yang mempunyai kepakaran dalam budaya dan seni yang memberikan mereka kewibawaan kebudayaan, dan yang kemudian mempergunakan kewibawaan itu untuk bertutur tentang perkara-perkara lain di khalayak ramai. Golongan ini dipanggil sebagai "intelektual kebudayaan". 3. Dari segi Marxisme, mereka yang tergolong dalam kelas pensyarah, guru, peguam, wartawan, dan sebagainya. Oleh karena itu, intelektual sering dikaitkan dengan mereka yang berkelulusan university. 
        Bagaimanapun, Sharif Shaary, dramatis Malaysia yang terkenal, mengatakan bahawa hakikatnya tidak semudah itu. Beliau berkata: "Belajar di university bukan jaminan seseorang boleh menjadi intelektual... seorang intelektual itu adalah seorang pemikir yang sentiasa berfikir dan mengembangkan serta menyumbangkan ideanya untuk kesejahteraan masyarakat. Dia juga adalah seorang yang mempergunakan ilmu dan ketajaman fikirannya untuk mengkaji, menganalisis, merumuskan segala perkara dalam kehidupan manusia, terutama masyarakat di mana dia hadir khususnya dan di peringkat global, umumnya untuk mencari kebenaran dan menegakkan kebenaran itu. 
        Lebih dari pada itu, seorang intelektual juga adalah seorang yang kenal akan kebenaran dan berani pula memperjuangkan kebenaran itu, meski dalam tekanan dan ancaman yang dihadapinya, terutama kebenaran, kemajuan, dan kebebasan untuk rakyat."
  • Faktor-faktor yang mempengaruhi Intelligensi yaitu:
1. Pembawaan 2. Kematangan 3. Pembentukan 4. Minat 5. Kebebasan
  • Program kematangan intelektual dari tanggal 12-18 Desember 2008
1. Rajin membaca buku yang bersifat ilmiah 2. Mengikuti dan mendengarkan diskusi dengan baik 3. Belajar tanpa mengenal lelah 4. Menghargai pendapat orang lain dalam forum diskusi dll 5. Dapat menerima kritik dan saran dari orang lain 6. Berusaha mandiri dalam berfikir 7. Buka Internet 8. Meneliti sesuatu yang baru
  • Program kematangan intelektual dari tanggal 19-25 Desember 2008
1. Menulis kembali apa yang telah saya dapat dari orang lain yang memberikan manfaat dan pengetahuan pada saya 2. Belajar berfikir secara kreatif 3. Mencoba untuk menghasilkan sesuatu ide yang baru 4. Rajin keperpustakaan 5. Belajar berfikir secara kritis. 
        Sebelumnya saya masih sangat kurang dalam melaksanakan kegiatan tersebut, tetapi setelah saya melaksanakan tugas individu ini Alhamdulillah banyak peningkatan dalam diri saya dan tugas ini bisa dilaksanakan dengan baik, walaupun pada awalnya saya belum bisa sepenuhnya melaksanakan, tetapi karna kesungguhan saya dan dorongan motivasi dari berbagai pihak, Alhamdulillah tugas ini dapat dilaksanakan sepenuhnya dengan baik.

Kematangan Kepribadian

Indana Zulfa
        Banyak para ahli yang mendefinisikan kepribadian. Salah satu yang paling penting menurut Gordon W.Allport. Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari system psiko-fisik indvidu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran indvidu secara khas. Terjadinya Interaksi psiko-fisik mengarahkan tingkah laku manusia. 
        Maksud dinamis pada pengertian tersebut adalah perilaku mungkin saja berubah-ubah melalui proses pembelajaran atau melalui pengalaman-pengalaman, reward, punishment, pendidikan dsb. Misalnya seorang pemalas setelah masuk FITK menjadi rajin, maka kepribadiannya berubah. Perilaku SMA berubah menjadi perilaku mahasiswa FITK. 
      Kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu yang terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari dalam. Corak perilaku dan kebiasaan ini merupakan kesatuan fungsional yang khas pada seseorang. Perkembangan kepribadian tersebut bersifat dinamis, artinya selama individu masih bertambah pengetahuannya dan mau belajar serta menambah pengalaman dan keterampilan, mereka akan semakin matang dan mantap kepribadiannya (Depkes, 1992). 
        Dalam bahasa latin asal kata personaliti dari persona (topeng). Sedangkan dalam ilmu psikologi menurut, Gordon W.Allport adalah suatu organisasi yang dinamis dari system psiko-fisik individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas. Interaksi psiko-fisik mengarahkan tingkah laku manusia. Berdasarkan pengertian di atas maka corak perilaku individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan akan berbeda-beda. Misalnya corak perilaku mahasiswa FITK dalam mengisi waktu luang atau saat tidak ada dosen menunjukan seperti apa kepribadiannya. 
          Ada mahasiswa yang ngobrol, ada mahasiswa yang cenderung makan, ambil air wudlu untuk sholat, ada yang segera pulang atau pergi ke perpustakaan. Semua perilaku tersebut bersifat khas, artinya hanya dimiliki oleh individu itu. Meskipun orang lain memiliki perilaku yang sama mungkin pemaknaannya berbeda. Misalnya ada yang makan karena belum sarapan, ada yang makan karena kesal menunggu, ada yang makan karena ikut teman atau makan karena mengisi waktu saja. 
           Kepribadian adalah ciri, karakteristik, gaya atau sifat-sifat yang memang khas dikaitkan dengan diri kita. Dapat dikatakan bahwa kepribadian itu bersumber dari lingkungan, misalnya dari keluarga. Baik terbentuk dari masa kecil maupun dari bawaan-bawaan yang dibawa sejak lahir. Jadi yang disebut kepribadian itu sebetulnya adalah campuran dari hal-hal yang bersifat psikologis, kejiwaan dan juga yang bersifat fisik.
          Kepribadian yang terbentuk dari lingkungan  keluarga, dalam hal ini adalah kata-kata apakah yang sering dikatakan oleh orang tuanya, pujian apa yang sering didengar, hukuman apa yang sering dialami berkaitan dengan satu perilaku di rumah, dan Motivasi apa serta contoh apa yang diperlihatkan keluarganya. Semua itu akan membentuk kepribadian seseorang. Misalnya saat listrik mati ada ayah yang mengatakan: “awas ada hantu”, ada ayah yang mengatakan “cepat siapkan lampu pengganti”, ada orang tua yang pergi ke luar, ada orang tua yang langsung tidur, ada juga yang menganjurkan berdo’a dan ambil air wudlu. dsb. 
         Semua stimulus kita dapatkan sejak lahir baik dari kakak, ayah, ibu, teman, televisi, dan sebagainya. Semua akan mempengaruhi cara kita bersikap terhadap sesuatu. Pada saat itulah kepribadian terbentuk. Selanjutnya melalui proses yang tidak sederhana akan berinteraksi dengan bentuk fisik seperti kurus, pendek, gemuk, lobus otak, pembuluh darah, jantung dan atribut psikologis misalnya sabar, pemarah, cerewet, agresif, dan sebagaiya.
        Personality is : the complex of all the attributes-behavioral, temperamental, emotional and mental that characterize a unique individual; "their different reactions reflected their very different personalities"; "it is his nature to help others. 
        Pengertian di atas merujuk pada ciri-ciri perilaku yang kompleks terdiri dari temperamen (reaksi emosi yang cenderung menetap dalam merespon situasi atau stimulus lingkungan secara spontan), emosi yang bersipat unik dari individu. Reaksi yang berbeda dari masing-masing individu menunjukan perbedaan kepribadian. 
         Dalam konsep text book yang lain digambarkan "Personalities is : 1. The quality or condition of being a person. 2. The totality of qualities and traits, as of character or behavior, that are peculiar to a specific person. 3. The pattern of collective character, behavioral, temperamental, emotional, and mental traits of a person: Though their personalities differed, they got along as friends. 4. Distinctive qualities of a person, especially those distinguishing personal characteristics that make one socially appealing: won the election more on personality than on capability. See Synonyms at disposition.
  • A person as the embodiment of distinctive traits of mind and behavior
  • A person of prominence or notoriety: television personalities
6. An offensively personal remark. Often used in the plural: Let's not engage in personalities 7. The distinctive characteristics of a place or situation: furnishings that give a room personality. Personality is reflected by a person’s capacity and skill in managing activities of daily living. Individual responses and interactions to internal and external environmental demands are influenced by constant interplay of genetic , neurobiological and psychological factors. (Deborah Antai otong, 1995:288) 
          Pengertian di atas berfokus pada cara-cara individu dan keterampilan individu dalam memanfaatkan waktunya setiap hari. Kebiasaan dalam memanfaatkan waktu setiap hari tersebut merupakan hasil interaksi antara genetik, kondisi otak, persyarafan dan faktor psikologis. 
         Kepribadian dalam konteks Islam, dalam bahasa Arab disebut as-syakhshiyyah, berasal dari kata syakhshun, artinya, orang atau seseorang atau pribadi. Kepribadian bisa juga diartikan identitas seseorang (haqiiqatus syakhsh). Syekh Taqiyuddin An Nabhani dalam As Syakhshiyyah Al Islamiyyah jilid I halaman 5, menyatakan bahwa kepribadian atau syakhshiyyah seseorang dibentuk oleh cara berpikirnya (aqliyah) dan caranya berbuat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan atau keinginan-keinginannya (nafsiyah).
           Tinggi rendah identitas atau jati diri seseorang tergantung dari kemampuan berpikirnya dan tingkah laku atau aktivitas hidupnya. Secara nyata bisa kita amati di sekeliling kita. Dalam suatu lingkungan masyarakat, bangsa atau negara muncul orang-orang tertentu yang menjadi pemimpin dan penggerak massa. Mereka mempunyai kelebihan-kelebihan tertentu dalam bidang pemikiran dan pemecahan problema masyarakat. Pemikiran yang mereka lontarkan berkembang, diterima dan menggerakkan tiap-tiap pribadi yang mengikutinya. Aktivitas dan program-programnya mempengaruhi aktivitas kehidupan orang banyak. Orang-orang seperti ini tidak selalu dari kalangan bangsawan atau memiliki harta kekayaan yang berlimpah. Mahatma Gandhi misalnya, mampu menggerakkan bangsa India dengan kesederhanaannya. Thalut, memimpin Bani Israil untuk membebaskan diri dari kezhaliman bangsa penjajah, tanpa mempunyai kekayaan. 
        Allah SWT mengabadikan fakta sejarah ini dalam firman-Nya"Nabi mereka menyatakan kepada mereka (Bani Israil): 'Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu'. Mereka menjawab: 'Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?'. Nabi (mereka) berkata: 'Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa'. Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah Mahaluas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui'." (QS Al Baqarah:247).
        Kita jumpai pula di masyarakat adanya orang-orang yang hanya menjadi beban, bahkan menjadi sampah masyarakat. Mereka tidak mampu memecahkan masalah mereka sendiri, apalagi memecahkan masalah masyarakat. Di antara dua contoh ekstrim di atas; ada orang-orang yang mampu menyelesaikan masalah-masalahnya sendiri, tetapi tidak mampu atau tidak mau memecahkan problema orang lain. Mereka sibuk dengan dirinya sendiri. Mereka menghabiskan waktu, tenaga dan pikirannya untuk menggeluti kesenangannya sendiri. Orang-orang demikian tidak banyak berpikir dan bekerja kecuali untuk dirinya. Hati mereka terpisah dari masyarakat. 
        Posisi seseorang di suatu masyarakat tergantung dari seberapa tinggi kualitas hubungan (nilai interaksi) dirinya dengan anggota masyarakat yang lain. Kualitas hubungan itu berupa nilai aktivitas (amal) yang terjadi yang melibatkan dirinya dengan orang-orang lain. Nilai aktivitas yang dirasakan oleh pribadi-pribadi terkait tersebut menimbulkan tanggapan, dan sampai taraf tertentu berupa suatu pengakuan terhadap orang tersebut apakah dia orang besar, berpengaruh, orang biasa-biasa saja atau orang kecil. 
            Apakah dia orang alim, atau orang jahil. Apakah dia orang dermawan, orang yang sedang-sedang saja, atau orang bakhil/pelit. Apakah dia orang kuat, sedang atau lemah. Apakah dia orang yang pemberani atau penakut (pengecut). Apakah dia orang yang adil atau zhalim. Apakah dia orang yang amanah (terpercaya) atau khianat (menyeleweng). Apakah dia orang jujur atau suka menipu. Apakah dia pahlawan pembela kebenaran atau gembong kejahatan. Oleh karena itu, terbentuknya tingkat kepribadian seseorang di dalam masyarakat berkaitan dengan nilai aktivitas yang dia lakukan dalam berinteraksi dengan pribadi-pribadi anggota masyarakat yang lain. Yang menjadi masalah sekarang adalah, apa sesungguhnya yang menentukan nilai aktivitas atau amal perbuatan yang ia lakukan?. 
        Jelaslah, bahwa pembentuk kepribadian dan ukuran-ukuran penilaian suatu kepribadian bukanlah harta seseorang, bentuk rupanya, badannya atau hal-hal fisik lain yang hanya merupakan asesori atau menjadi kulit-kulit luar suatu kepribadian, melainkan isi dalam diri seseorang, yakni cara berpikirnya dan sikap jiwanya. Dengan demikian jelaslah bagi kita bahwa syakhshiyyah Islamiyyah atau kepribadian Islam adalah perpaduan antara cara berfikir Islami (aqliyyah Islamiyyah) dan sikap jiwa Islami (nafsiyyah Islamiyyah) yang terdapat dalam diri seorang muslim. 
            Seorang muslim bisa dikatakan memiliki cara berfikir yang Islami (aqliyyah Islamiyyah) manakala ia sudah bertekad untuk memikirkan segala sesuatu dan setiap problema yang dihadapinya dengan cara pandang dan cara-cara pemecahan Islam. Ia hanya bertekad hanya akan menggunakan kaca mata Islam. Seorang muslim bisa dikatakan memiliki sikap jiwa Islami (nafsiyyah Islamiyyah) manakala dia telah bertekad untuk membimbing dan memenuhi segala keinginan hawa nafsunya dengan cara-cara pemuasan Islam. Rasulullah saw. bersabda: "Tidaklah beriman salah seorang di anatara kalian hngga ia membimbing hawa nafsunya selalu mengikuti apa (Islam) yang kubawa ini" (HR. Imam Nawawi).
      Dengan demikian seorang muslim baru dikatakan memiliki kepribadian Islam (syakhshiyyah Islamiyyah) manakala ia telah bertekad dalam hatinya untuk selalu memiliki aqliyyah Islamiyyah dan nafsiyyah Islamiyyah. Seorang muslim tidak mungkin bertekad seperti itu manakala belum memahami dan memiliki aqidah Islamiyyah secara benar. Aqidah Islamiyyah yang tidak lain adalah keimanan kepada Allah SWT, para malaikat-Nya, Al Qur'an dan kitab-kitab-Nya yang lain, Nabi Muhammad Saw, dan para Rasul-Nya yang lain, hari kiamat, dan qadla-qadar-Nyaadalah pemikiran yang paling mendasar yang akan menjadi standar bagi seluruh pemikiran-pemikiran lain yang diproses oleh akal seorang muslim. Oleh karena itu, memperoleh aqidah Islamiyyah ini harus melalui proses berfikir. 
       Imam As Syafi'i r.a. dalam Fiqhul Akbar mengatakan bahwa kewajiban pertama bagi seorang mukallaf adalah berfikir tentang dirinya dan alam semesta ini hingga mendapatkan kesimpulan bahwa Allah adalah Rabbul'alamin (Pencipta dan Pemelihara sekalian alam). Pencapaian aqidah melalui proses berfikir, meneliti, dan mengamati adalah aqidah yang sesuai dengan fitrah manusia dan memuaskan akal seorang muslim. Aqidah yang diperoleh melalui warisan semata atau sekedar hafalan rukun iman seperti yang diajarkan kepada murid sekolah dasar tidak akan menghunjam kuat pada hati seseorang, tidak menjadi mafahim atau pandangan hidup baginya, dan tidak menentukan pola berpikir maupun pola sikap dan jiwanya. Oleh karena itu, jika ingin menghasilkan kepribadian Islam yang unggul maka harus diintroduksikan kepada kaum muslimin aqidah Islam yang diperoleh melalui proses berfikir ini sehingga akan terbentuk pribadi-pribadi yang memiliki kemajuan dan kebangkitan dalam cara berpikir dan dalam pengendalian diri.
  • Program kematangan kepribadian dari tanggal 05-11 Desember 2008
1. Mengontrol diri sendiri baik segala kelebihan maupun kekurangan 2. Sopan Santun dalam berbicara dan bertingkah laku 3. Hidup sehat 4. Qanaah/menerima apa adanya 5. Mengontrol emosi dan bersabar di saat mendapat kekecewaan 6. Makan teratur 7. Dapat menyesuaikan diri di linhkungan keluarga dan masyarakat 8. Berpakaian rapi
  • Program kematangan kepribadian dari tanggal 12-18 Desember 2008
1. Menerima emosi manusia 2. disiplin terhadap diri sendiri 3. Mengorbankan kepentingan pribadi semi kepentingan bersama 4. Selalu berfikiran positif
  • Program kematangan kepribadian dari tanggal 19-25 Desember 2008
1. Bersifat hangat terhadap orang lain 2. Berhati-hati dalam mengerjakan tugas 3. Peduli terhadap lingkungan sekitar 4. Menjaga kebersihan 5. Terampil dalam mengerjakan tugas. 

        Sebelumnya saya belum mempunyai kepribadian yang matang, Tetapi setelah saya mendapatkan tugas individu ini, Alhamdulillah saya mempunyai kematangan kepribadian yang semakin meningkat, walaupun pada awalnya saya belum bisa melaksanakannya dengan baik, tetapi karna semangat dan kesabaran saya untuk bisa berubah dan membentuk karakter ini, Alhamdulillah saya bisa melaksanakannya dengan baik.

Rabu, 19 Agustus 2020

Guru Bertutur Pajak (GUTUPAK)

            Video Lomba guru bertutur pajak 2019 yang diadakan oleh PGRI bekerja sama dengan Direktorat Jendral Pajak (DJP). Juara 1 tingkat Nasional. 


GURU

Guru..

Setiap hari kau ajarkan ilmu

Dari segala sesuatu yang kami tak tau

Sungguh besar pengorbananmu

Tak bisa kami membalas jasamu

 

Guru..

Engkau pahlawan engkau tauladan 

Doamu selalu kami harapkan

Agar menjadi generasi emas harapan

Suatu saat dimasa depan

 

Guru..

Engkau terbaik jasa dan Budi

Tak kenal lelah engkau mengabdi

Tak mengharap balas budi

Mudah-mudahan Allah meridhoi

 

Guru..

Engkaulah sumber ilmu

Yang tak pernah padam menerangi jalan hidupku

Engkau mendidik dan membimbingku

Terimakasih ku ucapkan untukmu

 

NF 25112019

- Puisi sederhana untuk guru saya dimanapun berada..dan untuk para guru yang tak kenal lelah membimbing dan mendidik putra putri bangsa..

Sedikit bgt yaa..ada yang mau nambahin..? :)

"SELAMAT HARI GURU"

 

TIK di Era Revolusi Industri 4.0

Guru di era revolusi industri 4.0 mempunyai tantangan yang jauh lebih besar dari era sebelumnya. Guru tidak hanya berkewajiban mentransfer pengetahuan (knowledge). Lebih dari itu, guru berkewajiban mentransfer keterampilan (skill) dan nilai (value). Guru harus mempunyai kemampuan yang lebih tinggi, baik dari segi materi pelajaran yang sulit, proses pembelajaran yang menuntut guru untuk lebih kreatif serta inovatif, dan tuntutan capaian kemampuan berfikir siswa yang lebih tinggi. 

Guru sangat berperan dalam proses pembelajaran. Guru berperan sebagai pengajar, penjaga gawang, fasilitator, katalisator, dan penghubung. Keberadaannya sangat penting dalam proses pembelajaran. Saat ini, pembelajaran tidaklah berpusat pada guru (teacher centered learning), akan tetapi berpusat pada murid (student centered learning). Oleh karena itu, selain membuat perangkat pembelajaran, guru harus mengintegrasikan teknologi untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Tujuannya agar siswa mempunyai kompetensi 4C (communication, collaboration, creativity and critical thinking). 

Teknologi sangat berperan dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Dengan teknologi, pembelajaran akan lebih mudah dipahami dan dicerna oleh siswa. Dengan teknologi juga, pembelajaran lebih inovatif dan mengurangi kejenuhan siswa, serta lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu, guru dituntut untuk terus belajar dalam memahami teknologi dan mengimplementasikannya kepada siswa. 

Tidak hanya guru, siswa di sekolah harus mengerti bagaimana penggunaan teknologi. Contohnya TIK (Teknologi, Informasi, dan Komunikasi). Siswa harus diajarkan bagaimana mengaplikasikan TIK, minimal untuk mengetik dan mencari informasi melalui internet. Tujuannya, jika diberi tugas oleh guru untuk mengakses internet, sudah tidak kaku lagi dan tidak mengandalkan orang tua. Kurikulum 2013 yang berlaku pada saat ini, banyak memberikan tugas yang memerlukan akses internet, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga menengah. 

Pada kenyataannya, pembelajaran TIK kini semakin terkikis. Semenjak kurikulum 2013 diberlakukan, kebanyakan sekolah mulai menghapus pelajaran komputer yang menjadi dasar kemampuan siswa mengenai TIK. Tidak hanya sekolah-sekolah swasta, begitu juga sekolah negeri banyak yang menghapus pelajaran TIK. Padahal pembelajaran TIK justru sangat dibutuhkan di era revolusi industri 4.0. 

Sekolah swasta, kebanyakan mengganti pelajaran TIK dengan pelajaran tahfidz. Mereka beranggapan bahwa sudah bukan zamannya. Padahal itu merupakan argumen yang sangat keliru. Teknologi sangatlah dibutuhkan dan semakin canggih di era Revolusi Industri 4.0 saat ini. Jika pelajaran TIK di sekolah-sekolah mulai dihilangkan, generasi-geberasi penerus bangsa ini, akan sangat banyak yang tidak melek IT. Walaupun kenyataannya anak-anak sekarang sudah pandai menggunakan hp, tapi tidak cukup jika hanya hp saja. Mereka juga harus menguasai IT. 

Oleh karena itu pemerintah harus memberikan sosialisasi akan pentingnya pelajaran TIK di sekolah dan bahkan seharusnya menjadi pelajaran yang wajib di era revolusi industri 4.0. Terlebih dengan kurikulum 2013 yang dipakai saat ini sangat membutuhkan pelajaran TIK. Pelajaran TIK ini sangatlah besar pengaruhnya, tidak hanya sekedar mengetik, akan tetapi untuk mengakses informasi lebih luas dan mendalam melalui internet. Tidak hanya sebatas apa yang mereka baca di buku paket maupun LKS. 

Selain itu, dengan pelajaran TIK, siswa akan lebih kreatif dan inovatif dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai dalam kurikulum 2013, yaitu menciptakan siswa yang tidak hanya mempunyai pengetahuan yang luas (knowledge) akan tetapi menciptakan siswa yang kreatif (skill) dan cakap dalam berbuat (value). Wallahu a'lam bish-showab.Semoga Bermanfaat..

 

Bekasi 12092019

Jangan lupa beli majalah.y..:)

 

Tour Tiga Negara

Tak pernah terpikirkan dan terimpikan, semua berawal dari ajakan dosen (Pak Jejen) kepada orang tua. Respon orang tua sangat positif, berharap anaknya berkembang dan maju menuju kesuksesan. Inilah langkah awal perjalanan.

Tiba saatnya hari itu pun datang. Sedih senang semua bercampur jadi satu. Sedih karena meninggalkan anak balita berusia 3 tahun. Kepergian pun penuh tangis dan jeritan dari bibir kecil nan mungil. 

Senang karena tiba saatnya melihat dunia dari sisi yang lain. Yang paling penting adalah melihat cakrawala pendidikan yang bisa menginspirasi dan bisa diterapkan di lembaga yang sudah dikelola orang tua. InsyaAllah.

First day and second day. Landing di Negara singapura. Bersih, rapi, tertib dan indah. It is very very perfect country. Merlion park, Universal studio, Garden Bay. Pesonanya memanjakan mata siapa pun yang berkunjung dan mengajak saya yang tidak suka selfie menjadi suka selfie. 

Selain itu, berkunjung ke KBRI Singapura, banyak pelajaran yang dapat diambil di sini. Ibu Veronica atase pendidikan dan kebudayaan dengan suaranya yang pelan dan lembut yang diselingi dengan kekocakannya. Dia menjelaskan panjang lebar tentang Negara Singapura yang sangat maju, dari mulai sejarah, pendidikan, peraturan pemerintahan, SDM dan SDA. The power of dream, membuat saya semangat.

Third day, sampailah di Malaysia, negara balas berbalas pantun. Kami mengunjungi kolej As-Sofa. Sebuah lembaga pendidikan dari tingkat RA-Perguruan Tinggi. Sebuah contoh pendidikan yang mengintegrasikan kurikulum dengan sempurna lahir dan bathin. Akademik, Tahfidz, Diniyah (Turost) dan tasawwuf (tarikat). 

Sapaan yang ramah dan hangat, membuat betah berlama-lama di sini. Sayangnya, waktu tak banyak. Lanjut perjalanan ke Batu Cave's. Agak takut saya melihat patung, tapi keindahan tangganya yang berwarna warni mengajak saya untuk naik dan berselfie-selfi sendiri di atas.

Lanjut Twin Tower, menara upin-ipin yang berbentuk seperti dua jagung. Indah, sangat indah. Sayangnya tidak sempat menikmati lebih lama keindahan dengan menyeruput segelas susu hangat. Berharap bisa kembali. 

Fourth day, sampailah di Thailand. Negara yang terasa sangat asing bagi saya karena melihat tulisan-tulisan Thailand sepanjang perjalanan. Kunjungan ke sekolah "Songserm sasana vitaya school", bertemu langsung dengan santri-santri. Seru, ya sangat seru. Antusias dan kebahagiaan mereka bertemu kami, berbinar di wajah mereka, lambaian tangan mereka, menghantarkan kepergian kami dari lantai 2 dan 3. Malam lanjut ke pasar malam Asean, serasa berada di Pondok Gede. Hehe.

Fifth day, perjalanan ke Patung Budha Tidur, Patung Kepala Naga, Patung Putri Duyung (Samila Beach) membuat saya merasa takut. Takut melihat patung dan banyak anjing di sana. Lajut perjalanan kami ke KL Malaysia.

Sixth day, perjalanan menuju bandara, ada yang unik bagi saya di sini. Keinginan saya yang kuat untuk selfi bersama dosen, Pak Jejen, Bu Lalah, Bu Maftuhah, Pak Muhbib sudah tercapai. Selfie Bu Fakhriany dan Pak Sapiudin yang belum saya dapatkan. 

Mungkin karena kewibawaan mereka yang membuat saya mempunyai sedikit keberanian. Saya dekati Bu Fakhriany ternyata luar biasa baiknya beliau. Hangat seperti anak dengan ibu. Yang paling unik adalah meminta selfie pak sapiudin. Tiga kali gagal selfie dengan waktu yang berbeda. Pertama gagal capture, kedua lowbet, ketiga berhasil. Baiknya beliau. 

Terakhir, terimakasih saya kepada orang tua, yang selalu mensupport saya. Suami yang selalu mengizinkan. Putri kecil saya Azfa, yang mengajarkan saya arti kesabaran, dan beratnya menahan rindu. Bapak Dr. Jejen Musfah yang menghantarkan saya melihat cakrawala pendidikan dan indahnya pesona luar negeri, yang selalu membuat saya semangat dan bisa lebih produktif untuk menulis. 

"Sebutir kepercayaan diri lebih besar nilainya daripada sekarung bakat yang tertidur". Kata bijak ini juga yang selalu membuat saya semangat.

 

Tour: 23-28 September 2019

Bekasi, 29092019

 

Mewujudkan SDM Unggul

Saat ini, kompetensi siswa di Indonesia sangat rendah. Lemahnya karakter, kurangnya minat baca, kreativitas rendah, dan berpikir tekstual. Belum mencapai standar pendidikan yang diinginkan. Hal tersebut membuat pemerintah semakin gencar dalam menyiapkan SDM yang unggul. Unggul dalam akademik, karakter, maupun kreativitas. Tujuannya untuk meningkatkan mutu pendidikan. 

Untuk mewujudkan SDM Indonesia yang unggul, kunci keberhasilan utamanya adalah guru. Guru mempunyai posisi yang sangat sentral dan strategis dalam keberhasilan peserta didik. Kualitas guru yang baik akan meningkatkan kualitas SDM yang baik. Tentunya guru harus di bawah pengawasan kepala sekolah dan pengawas sekolah. 

Guru sebagai kunci keberhasilan, dituntut untuk memiliki kompetensi. Sesuai UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1), ada empat kompetensi guru yang harus dipenuhi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. 

Guru yang memiliki kompetensi yang baik dan profesional, tidak hanya memberikan pengetahuan akademik, terlebih harus memberikan teladan yang baik bagi peserta didik. Tujuannya agar menciptakan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang kuat dan berkarakter yang baik sesuai cita-cita yang tertuang dalam kurikulum 2013.

Saat ini, pemerintah mememiliki program untuk meningkatkan kompetensi guru dan harus di manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Diantaranya: KKG, MGMP dan PKP. KKG harus efektif, MGMP harus dikembangkan, dan PKP harus terus berjalan. Tujuan akhir adalah peningkatan kompetensi guru dan melahirkan kualitas peserta didik yang unggul dan menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia seutuhnya.

Untuk menciptakan SDM yang unggul, guru sebagai pengajar, penjagaja gawang, fasilitator, katalisator dan penghubung di sekolah, harus selalu diberikan pelatihan-pelatihan. Guru merupakan ujung tombak peningkatan proses pembelajaran di kelas yang akan berujung pada peningkatan mutu pendidikan. 

Kompetensi guru tidak akan meningkat tanpa pelatihan dan perubahan dari diri sendiri. Guru harus aktif mengaktualisasikan diri. Mengembangkan proses pembelajaran agar lebih kreatif dan inovatif, melakukan tindakan reflektif, menguasai metode Higher Order Thinking Skills (HOTS), dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik. Agar menjadi guru profesional dan memiliki kompetensi yang baik. 

Selain itu, pemerintah harus memfasilitasi dan memberikan pelatihan kepada guru secara berkesinambungan bukan hanya sekedar program. Program tanpa pelaksanaan yang terencana dengan matang, mustahil berhasil. Bagaikan pohon tanpa pupuk yang bagus tak akan menghasilkan bunga yang indah dan buah yang nikmat. Wallahu a'lam bish-showab.

Semoga bermanfaat..

 

12102019

Seminar Nasional APKS PGRI

Gedung guru dihari sabtu, tepatnya tanggal 16 November 2019 pertama kali menghadiri seminar nasional APKS PGRI. Menyenangkan, tidak kaku, serius, tapi santai. Antusias guru sangat luar biasa untuk mengikuti semnas APKS PGRI. Mereka datang dari daerah-daerah dengan jarak tidak dekat. Tidak hanya dari kota, tapi dari pedalaman. Kaltim, Lampung, Pekalongan, Kabupaten Bogor, Bekasi, Tanggerang, Cileungsi, Sukabumi, dsb. 

Narasumber inti, Dr. M. Qudrat Wisnu Aji, SE, M.Ed (sesdirjen GTK). Generasi alpha (2011-2025) yang lebih dibangun adalah soft skills dari pada hard skills. Siswa tidak hanya lulus dan dapat ijazah. Siswa harus bisa menemukan jalan hidupnya. Sedangkan guru harus menemukan potensi yang ada pada peserta didik. 

Narasumber pertama, Prof. Dr. Eko Indrajit. Berhalangan hadir. Akan tetapi vidionya di share di Chanel Youtube miliknya. Manfaat coding yaitu berfikir logis, runtut, algoritmis, metodologis dan sistematis. Jika peserta didik ditanamkan untuk berfikir 5 tersebut dan berbasis sistem, maka akan menjadi SDM yang cerdas. Guru harus mempunyai kemampuan baru yang inovatif. Perannya sebagai fasilitator, coach, dan advisor bagi seluruh peserta didik. 

Narasumber kedua, Dudung Koswara, M.Pd. Penyampaiannya luar biasa. Kocak dan mengandung motivasi. Bahkan sesekali diselingi dengan nyanyian. Bagi guru yang terpenting adalah kompetensi pedagogik, bukan profesional. Kompetensi pedagogik membuat siswa pintar. Sedangkan kompetensi profesional membuat guru pintar. 

Narasumber ketiga, Dr. Atrup, M.Pd. MM. Keterampilan 4c harus diimplementasikan dalam pembelajaran di kelas. Soft skills menjadi yang paling utama, karena sangat besar pengaruhnya terhadap kesuksesan. LPTK harus mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi abad 21. 

Narasumber keempat, Dr. Jejen Musfah, MA. APKS sangat berperan dalam peningkatan kompetensi guru. Dalam APKS terdapat seminar, workshop dan penulisan buku. Dengan APKS guru lebih produktif, kreatif dan inovatif. Guru dapat mengembangkan diri dan mencari inspirasi dari ragam keunikan dan bisa saling memotivasi. 

Terakhir seminar ditutup oleh Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd (ketum PGRI) yang merupakan narasumber inti. Lembut, berwibawa dan bijaksana. Kata-katanya membuat takjub dan terngiang-ngiang ditelinga. Kehalusan Budi, kepekaan diri, kelembutan hati, menjaga etika, memberi penghargaan serta mendidik dengan cinta. Semua itu harus dimiliki oleh guru. Wallahu a'lam bish-showab..

 

18112019

 

Keterampilan Abad 21

Peran guru sangat penting dalam menyiapkan masa depan peserta didik yang cemerlang. Guru harus mempersiapkan sistem pembelajaran yang lebih inovatif untuk meningkatkan kompetensi lulusan yang memiliki keterampilan abad ke-21 (Learning and Innovations Skills). Oleh karena itu guru harus mempunyai keterampilan khusus untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Tujuannya agar peserta didik mempunyai keterampilan 4C (communication, collaboration, creativity and critical thinking). 

Pertama, communication (keterampilan berkomunikasi). Manusia adalah makhluk sosial. Makhluk sosial tentunya harus berinteraksi dengan manusia yang lain. Salah satunya yaitu dengan cara berkomunikasi. Guru harus mempunyai kemampuan komunikasi yang baik. Menyampaikan materi agar dapat dimengerti. Saat ini keterampilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran tidak sebatas lisan, tapi juga tulisan atau media-media yang dapat menunjang kreativitas peserta didik. 

Tidak hanya guru, peserta didik harus mampu berkomunikasi dengan baik dan efektif. Baik secara lisan maupun tulisan. Peserta didik harus mampu menyampaikan pendapatnya dengan baik dan santun. Komunikasi yang baik akan melahirkan pemahaman yang baik bagi pendengar maupun pembaca. Komunikasi akan menumbuhkan karakter rasa percaya diri, menghargai, dan menghormati orang lain. 

Kedua, collaboration (keterampilan berkolaborasi). Peserta didik harus mampu berkolaborasi sebagai salah satu keterampilan abad 21. Pembelajaran kolaboratif membuktikan bahwa pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru (teacher centred learning), tetapi berpusat pada siswa (student centered learning). Pembelajaran kolaboratif menantang peserta didik untuk mengekspresikan ide-idenya, bertukar pendapat, berpartisipasi dalam diskusi dengan cara berpikir tingkat tinggi, menganalisis dan menyelesaikan masalah. 

Kolaborasi dalam proses pembelajaran, menuntut peserta didik agar menghormati dan menghargai pendapat orang lain. Mampu bekerja sama dengan orang lain untuk menghasilkan tujuan tertentu. Mampu beradaptasi dengan orang lain tanpa memilah dan memilih dengan siapa ia belajar dan bermain. Kemampuan beradaptasi sangatlah diperlukan. Agar menyiapkan peserta didik lebih fleksibel ketika bersentuhan dengan masyarakat dimasa mendatang.

Ketiga, creativity (keterampilan kreativitas). Kreativitas merupakan salah satu keterampilan penting yang harus dikuasai dan menjadi kunci untuk pembelajaran yang efektif dan inovatif. Keterampilan abad 21 menuntut peserta didik agar berpikir kreatif dalam menciptakan berbagai inovasi (penemuan baru). Inovasi bisa didapat dengan cara komunikasi dan kolaborasi antara peserta didik dengan yang lainnya. Ide-ide unik yang didapat melalui berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran kolaborasi akan menghasilkan sebuah penemuan baru (inovasi). 

Keempat, critical Thinking (keterampilan berpikir Kritis). Guru abad 21 harus menguasai metode HOTS. Tujuannya agar peserta didik mempunyai kemampuan berpikir kritis (critical thinking). Keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu dari keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dengan keterampilan berpikir tingkat tinggi, siswa dapat menyerap pengetahuan, siswa akan menjadi komunikator yang efektif, pemikir yang menghasilkan ide-ide kreatif, dan dapat menganalisis dan memecahkan masalah dengan baik. 

Keterampilan berpikir kritis merupakan hal yang penting untuk dimiliki peserta didik di era digital. Peserta didik harus mampu membedakan fakta dan hoax yang semakin merajalela. Segala berita yang didapat harus dicari tahu kebenarannya, tidak ditelan mentah-mentah. Tentunya hal itu merupakan bekal bagi peserta didik untuk mengambil keputusan dengan lebih bijak sepanjang hidupnya dan menjadi pembelajar yang baik. 

Keterampilan 4C tersebut tidak akan berjalan dengan efektif tanpa didukung dengan pemanfaatan teknologi dan media informasi. Peserta didik harus mampu mengakses informasi secara efektif dan efisien (literasi informasi). Selain itu peserta didik harus mampu memilih dan menggunakan media untuk berkomunikasi (literasi media). Serta mampu menganalisis dan membuat media untuk alat komunikasi (literasi ICT). Dengan demikian diharapkan, sekolah atau guru akan melahirkan peserta didik yang memiliki keterampilan abad 21. Wallahu a'lam bish-showab. 

 

Tulisan 5: 30102019

Senin, 17 Agustus 2020

Cover Lagu Religi "Kisah Sang Rasul" (Nur Fauziah)

Sebuah karya sederhana. Semoga menambah kecintaan kita kepada Baginda Rasulullah Muhammad Saw. Aamiin. Jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara like, coment, share dan subscribe. Terima kasih. 


Guru dan Literasi Digital

Virus Corona merebak dari Negara Tirai Bambu (China). Menyebar keseluruh negara-negara di dunia. Virus Corona sangatlah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, salah satu diantaranya adalah pendidikan. Akibat dari Virus Corona, menurut data Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO), tercatat sekitar 188 negara telah menutup sementara lembaga Pendidikan. 

Setidaknya ada 1.543.446.152 (89% populasi) peserta didik diseluruh dunia yang aktivitas belajarnya menjadi terganggu akibat sekolah yang ditutup. Termasuk pendidikan di Indonesia. Indonesia melaksanakan pendidikan dengan cara pembelajaran jarak jauh (PJJ) melalui teknologi. Aktivitas pembelajaran dilaksanakan dari rumah tanpa tatap muka. Karena dikhawatirkan terjadi cluster penyebaran virus corona di sekolah. 

Berbagai dilema datang menghampiri siswa, orang tua dan guru. Siswa harus beradaptasi dengan pembelajaran melalui teknologi yang menuntut fokus dan semangat belajar yang lebih tinggi. Orang tua harus membagi waktu untuk mendampingi dan memotivasi anak belajar. Orang tua belajar menjadi guru bagi anaknya dan mendidik dengan kesabaran. Serta selalu memberikan contoh karakter yang baik. 

Tidak hanya siswa dan orang tua, terlebih guru dituntut menguasai teknologi. Guru harus belajar dan menggali potensi diri sesuai dengan keterampilan abad 21. Guru harus tetap terus semangat dan optimis dalam mendidik siswa. Guru harus kreatif dan inovatif dalam memberikan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang efektif dan menyenangkan.  

Untuk mewujudkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang efektif dan menyenangkan, banyak berbagai cara yang dapat dilakukan. Diantaranya dengan menggunakan aplikasi WhatsApp. Aplikasi WhatsApp yang disingkat dengan WA adalah aplikasi yang paling utama dalam berinteraksi antara siswa, orang tua dan guru. Pembelajaran dengan aplikasi WA dapat digunakan dengan cara chat, audio, foto maupun video. 

Selain WA, pembelajaran jarak jauh (PJJ) bisa dilakukan dengan google class room. Materi, tugas dan penyerahan tugas, dapat diatur dengan waktu yang di tentukan oleh guru. Penyimpanan materi berupa vidio tidak menghabiskan memori handphone, karna materi tersimpan di google drive.  

Selanjutnya, pembelajaran jarak jauh (PJJ) bisa dilakukan dengan menggunakan aplikasi zoom, google meet, dan aplikasi sejenis lainnya. Aplikasi ini merupakan aplikasi yang paling efektif. Guru dapat berinteraksi dengan siswa seperti layaknya di dalam kelas. Akan tetapi dengan catatan, ketika pembelajaran sedang berlangsung video harus tetap on agar siswa dapat terkontrol dalam mengikuti pembelajaran dengan baik. Selain itu, yang paling penting adalah kuota yang cukup. 

Untuk menghadirkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang menyenangkan, tentunya harus didukung dengan pembuatan media yang menarik perhatian siswa. Guru harus kreatif dan inovatif dalam mengolah dan menghadirkan media pembelajaran. Bisa berupa gambar animasi, power point, maupun video. Tutorial pembuatannya dapat dicari melalui aplikasi YouTube. 

Pembuatan video seperti layaknya di aplikasi ruang guru juga dapat dibuat dengan menggunakan aplikasi yang bisa digunakan melalui android, yaitu kinemaster. Guru dapat menjelaskan melalui video, sekaligus menghadirkan tulisan ataupun gambar dalam satu video. Selain itu, aplikasi android yang bisa dipakai untuk membuat media pembelajaran diantaranya adalah plotagon, movie maker for kids, telagami, dll. Adapula aplikasi yang dapat diakses melalui web, yaitu: animaker, powtoon, explee, easy sketch pro,  dan lain sebagainya. Tentunya masih banyak aplikasi-aplikasi lainnya yang dapat digunakan untuk menghadirkan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan di era pendemi ini.  

Akan tetapi, alangkah baiknya jika semua aplikasi yang ada, di mix dan di rapel secara bergantian dalam penggunaannya. Tujuannya agar menghilangkan kejenuhan dalam pembelajaran. Sehingga terciptalah pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Guru senang, murid senang, orang tua tenang, kebahagiaan pun datang.  

Dengan demikian, tidak ada yang tidak mungkin bisa dilakukan. Asalkan guru mau belajar dan terus belajar menggali potensi diri. Memperkuat digital literasi. Semua harus belajar. Semua harus aktif dan berkolaborasi memberikan sinergi dalam pembelajaran. Agar tercipta tujuan pendidikan. Berjuang mencerdaskan anak bangsa. Demi mewujudkan generasi emas dimasa yang akan datang. Wallahu A’lam Bish-Showab.