Rabu, 19 Agustus 2020

Guru Bertutur Pajak (GUTUPAK)

            Video Lomba guru bertutur pajak 2019 yang diadakan oleh PGRI bekerja sama dengan Direktorat Jendral Pajak (DJP). Juara 1 tingkat Nasional. 


GURU

Guru..

Setiap hari kau ajarkan ilmu

Dari segala sesuatu yang kami tak tau

Sungguh besar pengorbananmu

Tak bisa kami membalas jasamu

 

Guru..

Engkau pahlawan engkau tauladan 

Doamu selalu kami harapkan

Agar menjadi generasi emas harapan

Suatu saat dimasa depan

 

Guru..

Engkau terbaik jasa dan Budi

Tak kenal lelah engkau mengabdi

Tak mengharap balas budi

Mudah-mudahan Allah meridhoi

 

Guru..

Engkaulah sumber ilmu

Yang tak pernah padam menerangi jalan hidupku

Engkau mendidik dan membimbingku

Terimakasih ku ucapkan untukmu

 

NF 25112019

- Puisi sederhana untuk guru saya dimanapun berada..dan untuk para guru yang tak kenal lelah membimbing dan mendidik putra putri bangsa..

Sedikit bgt yaa..ada yang mau nambahin..? :)

"SELAMAT HARI GURU"

 

TIK di Era Revolusi Industri 4.0

Guru di era revolusi industri 4.0 mempunyai tantangan yang jauh lebih besar dari era sebelumnya. Guru tidak hanya berkewajiban mentransfer pengetahuan (knowledge). Lebih dari itu, guru berkewajiban mentransfer keterampilan (skill) dan nilai (value). Guru harus mempunyai kemampuan yang lebih tinggi, baik dari segi materi pelajaran yang sulit, proses pembelajaran yang menuntut guru untuk lebih kreatif serta inovatif, dan tuntutan capaian kemampuan berfikir siswa yang lebih tinggi. 

Guru sangat berperan dalam proses pembelajaran. Guru berperan sebagai pengajar, penjaga gawang, fasilitator, katalisator, dan penghubung. Keberadaannya sangat penting dalam proses pembelajaran. Saat ini, pembelajaran tidaklah berpusat pada guru (teacher centered learning), akan tetapi berpusat pada murid (student centered learning). Oleh karena itu, selain membuat perangkat pembelajaran, guru harus mengintegrasikan teknologi untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Tujuannya agar siswa mempunyai kompetensi 4C (communication, collaboration, creativity and critical thinking). 

Teknologi sangat berperan dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Dengan teknologi, pembelajaran akan lebih mudah dipahami dan dicerna oleh siswa. Dengan teknologi juga, pembelajaran lebih inovatif dan mengurangi kejenuhan siswa, serta lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu, guru dituntut untuk terus belajar dalam memahami teknologi dan mengimplementasikannya kepada siswa. 

Tidak hanya guru, siswa di sekolah harus mengerti bagaimana penggunaan teknologi. Contohnya TIK (Teknologi, Informasi, dan Komunikasi). Siswa harus diajarkan bagaimana mengaplikasikan TIK, minimal untuk mengetik dan mencari informasi melalui internet. Tujuannya, jika diberi tugas oleh guru untuk mengakses internet, sudah tidak kaku lagi dan tidak mengandalkan orang tua. Kurikulum 2013 yang berlaku pada saat ini, banyak memberikan tugas yang memerlukan akses internet, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga menengah. 

Pada kenyataannya, pembelajaran TIK kini semakin terkikis. Semenjak kurikulum 2013 diberlakukan, kebanyakan sekolah mulai menghapus pelajaran komputer yang menjadi dasar kemampuan siswa mengenai TIK. Tidak hanya sekolah-sekolah swasta, begitu juga sekolah negeri banyak yang menghapus pelajaran TIK. Padahal pembelajaran TIK justru sangat dibutuhkan di era revolusi industri 4.0. 

Sekolah swasta, kebanyakan mengganti pelajaran TIK dengan pelajaran tahfidz. Mereka beranggapan bahwa sudah bukan zamannya. Padahal itu merupakan argumen yang sangat keliru. Teknologi sangatlah dibutuhkan dan semakin canggih di era Revolusi Industri 4.0 saat ini. Jika pelajaran TIK di sekolah-sekolah mulai dihilangkan, generasi-geberasi penerus bangsa ini, akan sangat banyak yang tidak melek IT. Walaupun kenyataannya anak-anak sekarang sudah pandai menggunakan hp, tapi tidak cukup jika hanya hp saja. Mereka juga harus menguasai IT. 

Oleh karena itu pemerintah harus memberikan sosialisasi akan pentingnya pelajaran TIK di sekolah dan bahkan seharusnya menjadi pelajaran yang wajib di era revolusi industri 4.0. Terlebih dengan kurikulum 2013 yang dipakai saat ini sangat membutuhkan pelajaran TIK. Pelajaran TIK ini sangatlah besar pengaruhnya, tidak hanya sekedar mengetik, akan tetapi untuk mengakses informasi lebih luas dan mendalam melalui internet. Tidak hanya sebatas apa yang mereka baca di buku paket maupun LKS. 

Selain itu, dengan pelajaran TIK, siswa akan lebih kreatif dan inovatif dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai dalam kurikulum 2013, yaitu menciptakan siswa yang tidak hanya mempunyai pengetahuan yang luas (knowledge) akan tetapi menciptakan siswa yang kreatif (skill) dan cakap dalam berbuat (value). Wallahu a'lam bish-showab.Semoga Bermanfaat..

 

Bekasi 12092019

Jangan lupa beli majalah.y..:)

 

Tour Tiga Negara

Tak pernah terpikirkan dan terimpikan, semua berawal dari ajakan dosen (Pak Jejen) kepada orang tua. Respon orang tua sangat positif, berharap anaknya berkembang dan maju menuju kesuksesan. Inilah langkah awal perjalanan.

Tiba saatnya hari itu pun datang. Sedih senang semua bercampur jadi satu. Sedih karena meninggalkan anak balita berusia 3 tahun. Kepergian pun penuh tangis dan jeritan dari bibir kecil nan mungil. 

Senang karena tiba saatnya melihat dunia dari sisi yang lain. Yang paling penting adalah melihat cakrawala pendidikan yang bisa menginspirasi dan bisa diterapkan di lembaga yang sudah dikelola orang tua. InsyaAllah.

First day and second day. Landing di Negara singapura. Bersih, rapi, tertib dan indah. It is very very perfect country. Merlion park, Universal studio, Garden Bay. Pesonanya memanjakan mata siapa pun yang berkunjung dan mengajak saya yang tidak suka selfie menjadi suka selfie. 

Selain itu, berkunjung ke KBRI Singapura, banyak pelajaran yang dapat diambil di sini. Ibu Veronica atase pendidikan dan kebudayaan dengan suaranya yang pelan dan lembut yang diselingi dengan kekocakannya. Dia menjelaskan panjang lebar tentang Negara Singapura yang sangat maju, dari mulai sejarah, pendidikan, peraturan pemerintahan, SDM dan SDA. The power of dream, membuat saya semangat.

Third day, sampailah di Malaysia, negara balas berbalas pantun. Kami mengunjungi kolej As-Sofa. Sebuah lembaga pendidikan dari tingkat RA-Perguruan Tinggi. Sebuah contoh pendidikan yang mengintegrasikan kurikulum dengan sempurna lahir dan bathin. Akademik, Tahfidz, Diniyah (Turost) dan tasawwuf (tarikat). 

Sapaan yang ramah dan hangat, membuat betah berlama-lama di sini. Sayangnya, waktu tak banyak. Lanjut perjalanan ke Batu Cave's. Agak takut saya melihat patung, tapi keindahan tangganya yang berwarna warni mengajak saya untuk naik dan berselfie-selfi sendiri di atas.

Lanjut Twin Tower, menara upin-ipin yang berbentuk seperti dua jagung. Indah, sangat indah. Sayangnya tidak sempat menikmati lebih lama keindahan dengan menyeruput segelas susu hangat. Berharap bisa kembali. 

Fourth day, sampailah di Thailand. Negara yang terasa sangat asing bagi saya karena melihat tulisan-tulisan Thailand sepanjang perjalanan. Kunjungan ke sekolah "Songserm sasana vitaya school", bertemu langsung dengan santri-santri. Seru, ya sangat seru. Antusias dan kebahagiaan mereka bertemu kami, berbinar di wajah mereka, lambaian tangan mereka, menghantarkan kepergian kami dari lantai 2 dan 3. Malam lanjut ke pasar malam Asean, serasa berada di Pondok Gede. Hehe.

Fifth day, perjalanan ke Patung Budha Tidur, Patung Kepala Naga, Patung Putri Duyung (Samila Beach) membuat saya merasa takut. Takut melihat patung dan banyak anjing di sana. Lajut perjalanan kami ke KL Malaysia.

Sixth day, perjalanan menuju bandara, ada yang unik bagi saya di sini. Keinginan saya yang kuat untuk selfi bersama dosen, Pak Jejen, Bu Lalah, Bu Maftuhah, Pak Muhbib sudah tercapai. Selfie Bu Fakhriany dan Pak Sapiudin yang belum saya dapatkan. 

Mungkin karena kewibawaan mereka yang membuat saya mempunyai sedikit keberanian. Saya dekati Bu Fakhriany ternyata luar biasa baiknya beliau. Hangat seperti anak dengan ibu. Yang paling unik adalah meminta selfie pak sapiudin. Tiga kali gagal selfie dengan waktu yang berbeda. Pertama gagal capture, kedua lowbet, ketiga berhasil. Baiknya beliau. 

Terakhir, terimakasih saya kepada orang tua, yang selalu mensupport saya. Suami yang selalu mengizinkan. Putri kecil saya Azfa, yang mengajarkan saya arti kesabaran, dan beratnya menahan rindu. Bapak Dr. Jejen Musfah yang menghantarkan saya melihat cakrawala pendidikan dan indahnya pesona luar negeri, yang selalu membuat saya semangat dan bisa lebih produktif untuk menulis. 

"Sebutir kepercayaan diri lebih besar nilainya daripada sekarung bakat yang tertidur". Kata bijak ini juga yang selalu membuat saya semangat.

 

Tour: 23-28 September 2019

Bekasi, 29092019

 

Mewujudkan SDM Unggul

Saat ini, kompetensi siswa di Indonesia sangat rendah. Lemahnya karakter, kurangnya minat baca, kreativitas rendah, dan berpikir tekstual. Belum mencapai standar pendidikan yang diinginkan. Hal tersebut membuat pemerintah semakin gencar dalam menyiapkan SDM yang unggul. Unggul dalam akademik, karakter, maupun kreativitas. Tujuannya untuk meningkatkan mutu pendidikan. 

Untuk mewujudkan SDM Indonesia yang unggul, kunci keberhasilan utamanya adalah guru. Guru mempunyai posisi yang sangat sentral dan strategis dalam keberhasilan peserta didik. Kualitas guru yang baik akan meningkatkan kualitas SDM yang baik. Tentunya guru harus di bawah pengawasan kepala sekolah dan pengawas sekolah. 

Guru sebagai kunci keberhasilan, dituntut untuk memiliki kompetensi. Sesuai UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1), ada empat kompetensi guru yang harus dipenuhi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. 

Guru yang memiliki kompetensi yang baik dan profesional, tidak hanya memberikan pengetahuan akademik, terlebih harus memberikan teladan yang baik bagi peserta didik. Tujuannya agar menciptakan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang kuat dan berkarakter yang baik sesuai cita-cita yang tertuang dalam kurikulum 2013.

Saat ini, pemerintah mememiliki program untuk meningkatkan kompetensi guru dan harus di manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Diantaranya: KKG, MGMP dan PKP. KKG harus efektif, MGMP harus dikembangkan, dan PKP harus terus berjalan. Tujuan akhir adalah peningkatan kompetensi guru dan melahirkan kualitas peserta didik yang unggul dan menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia seutuhnya.

Untuk menciptakan SDM yang unggul, guru sebagai pengajar, penjagaja gawang, fasilitator, katalisator dan penghubung di sekolah, harus selalu diberikan pelatihan-pelatihan. Guru merupakan ujung tombak peningkatan proses pembelajaran di kelas yang akan berujung pada peningkatan mutu pendidikan. 

Kompetensi guru tidak akan meningkat tanpa pelatihan dan perubahan dari diri sendiri. Guru harus aktif mengaktualisasikan diri. Mengembangkan proses pembelajaran agar lebih kreatif dan inovatif, melakukan tindakan reflektif, menguasai metode Higher Order Thinking Skills (HOTS), dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik. Agar menjadi guru profesional dan memiliki kompetensi yang baik. 

Selain itu, pemerintah harus memfasilitasi dan memberikan pelatihan kepada guru secara berkesinambungan bukan hanya sekedar program. Program tanpa pelaksanaan yang terencana dengan matang, mustahil berhasil. Bagaikan pohon tanpa pupuk yang bagus tak akan menghasilkan bunga yang indah dan buah yang nikmat. Wallahu a'lam bish-showab.

Semoga bermanfaat..

 

12102019

Seminar Nasional APKS PGRI

Gedung guru dihari sabtu, tepatnya tanggal 16 November 2019 pertama kali menghadiri seminar nasional APKS PGRI. Menyenangkan, tidak kaku, serius, tapi santai. Antusias guru sangat luar biasa untuk mengikuti semnas APKS PGRI. Mereka datang dari daerah-daerah dengan jarak tidak dekat. Tidak hanya dari kota, tapi dari pedalaman. Kaltim, Lampung, Pekalongan, Kabupaten Bogor, Bekasi, Tanggerang, Cileungsi, Sukabumi, dsb. 

Narasumber inti, Dr. M. Qudrat Wisnu Aji, SE, M.Ed (sesdirjen GTK). Generasi alpha (2011-2025) yang lebih dibangun adalah soft skills dari pada hard skills. Siswa tidak hanya lulus dan dapat ijazah. Siswa harus bisa menemukan jalan hidupnya. Sedangkan guru harus menemukan potensi yang ada pada peserta didik. 

Narasumber pertama, Prof. Dr. Eko Indrajit. Berhalangan hadir. Akan tetapi vidionya di share di Chanel Youtube miliknya. Manfaat coding yaitu berfikir logis, runtut, algoritmis, metodologis dan sistematis. Jika peserta didik ditanamkan untuk berfikir 5 tersebut dan berbasis sistem, maka akan menjadi SDM yang cerdas. Guru harus mempunyai kemampuan baru yang inovatif. Perannya sebagai fasilitator, coach, dan advisor bagi seluruh peserta didik. 

Narasumber kedua, Dudung Koswara, M.Pd. Penyampaiannya luar biasa. Kocak dan mengandung motivasi. Bahkan sesekali diselingi dengan nyanyian. Bagi guru yang terpenting adalah kompetensi pedagogik, bukan profesional. Kompetensi pedagogik membuat siswa pintar. Sedangkan kompetensi profesional membuat guru pintar. 

Narasumber ketiga, Dr. Atrup, M.Pd. MM. Keterampilan 4c harus diimplementasikan dalam pembelajaran di kelas. Soft skills menjadi yang paling utama, karena sangat besar pengaruhnya terhadap kesuksesan. LPTK harus mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi abad 21. 

Narasumber keempat, Dr. Jejen Musfah, MA. APKS sangat berperan dalam peningkatan kompetensi guru. Dalam APKS terdapat seminar, workshop dan penulisan buku. Dengan APKS guru lebih produktif, kreatif dan inovatif. Guru dapat mengembangkan diri dan mencari inspirasi dari ragam keunikan dan bisa saling memotivasi. 

Terakhir seminar ditutup oleh Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd (ketum PGRI) yang merupakan narasumber inti. Lembut, berwibawa dan bijaksana. Kata-katanya membuat takjub dan terngiang-ngiang ditelinga. Kehalusan Budi, kepekaan diri, kelembutan hati, menjaga etika, memberi penghargaan serta mendidik dengan cinta. Semua itu harus dimiliki oleh guru. Wallahu a'lam bish-showab..

 

18112019

 

Keterampilan Abad 21

Peran guru sangat penting dalam menyiapkan masa depan peserta didik yang cemerlang. Guru harus mempersiapkan sistem pembelajaran yang lebih inovatif untuk meningkatkan kompetensi lulusan yang memiliki keterampilan abad ke-21 (Learning and Innovations Skills). Oleh karena itu guru harus mempunyai keterampilan khusus untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Tujuannya agar peserta didik mempunyai keterampilan 4C (communication, collaboration, creativity and critical thinking). 

Pertama, communication (keterampilan berkomunikasi). Manusia adalah makhluk sosial. Makhluk sosial tentunya harus berinteraksi dengan manusia yang lain. Salah satunya yaitu dengan cara berkomunikasi. Guru harus mempunyai kemampuan komunikasi yang baik. Menyampaikan materi agar dapat dimengerti. Saat ini keterampilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran tidak sebatas lisan, tapi juga tulisan atau media-media yang dapat menunjang kreativitas peserta didik. 

Tidak hanya guru, peserta didik harus mampu berkomunikasi dengan baik dan efektif. Baik secara lisan maupun tulisan. Peserta didik harus mampu menyampaikan pendapatnya dengan baik dan santun. Komunikasi yang baik akan melahirkan pemahaman yang baik bagi pendengar maupun pembaca. Komunikasi akan menumbuhkan karakter rasa percaya diri, menghargai, dan menghormati orang lain. 

Kedua, collaboration (keterampilan berkolaborasi). Peserta didik harus mampu berkolaborasi sebagai salah satu keterampilan abad 21. Pembelajaran kolaboratif membuktikan bahwa pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru (teacher centred learning), tetapi berpusat pada siswa (student centered learning). Pembelajaran kolaboratif menantang peserta didik untuk mengekspresikan ide-idenya, bertukar pendapat, berpartisipasi dalam diskusi dengan cara berpikir tingkat tinggi, menganalisis dan menyelesaikan masalah. 

Kolaborasi dalam proses pembelajaran, menuntut peserta didik agar menghormati dan menghargai pendapat orang lain. Mampu bekerja sama dengan orang lain untuk menghasilkan tujuan tertentu. Mampu beradaptasi dengan orang lain tanpa memilah dan memilih dengan siapa ia belajar dan bermain. Kemampuan beradaptasi sangatlah diperlukan. Agar menyiapkan peserta didik lebih fleksibel ketika bersentuhan dengan masyarakat dimasa mendatang.

Ketiga, creativity (keterampilan kreativitas). Kreativitas merupakan salah satu keterampilan penting yang harus dikuasai dan menjadi kunci untuk pembelajaran yang efektif dan inovatif. Keterampilan abad 21 menuntut peserta didik agar berpikir kreatif dalam menciptakan berbagai inovasi (penemuan baru). Inovasi bisa didapat dengan cara komunikasi dan kolaborasi antara peserta didik dengan yang lainnya. Ide-ide unik yang didapat melalui berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran kolaborasi akan menghasilkan sebuah penemuan baru (inovasi). 

Keempat, critical Thinking (keterampilan berpikir Kritis). Guru abad 21 harus menguasai metode HOTS. Tujuannya agar peserta didik mempunyai kemampuan berpikir kritis (critical thinking). Keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu dari keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dengan keterampilan berpikir tingkat tinggi, siswa dapat menyerap pengetahuan, siswa akan menjadi komunikator yang efektif, pemikir yang menghasilkan ide-ide kreatif, dan dapat menganalisis dan memecahkan masalah dengan baik. 

Keterampilan berpikir kritis merupakan hal yang penting untuk dimiliki peserta didik di era digital. Peserta didik harus mampu membedakan fakta dan hoax yang semakin merajalela. Segala berita yang didapat harus dicari tahu kebenarannya, tidak ditelan mentah-mentah. Tentunya hal itu merupakan bekal bagi peserta didik untuk mengambil keputusan dengan lebih bijak sepanjang hidupnya dan menjadi pembelajar yang baik. 

Keterampilan 4C tersebut tidak akan berjalan dengan efektif tanpa didukung dengan pemanfaatan teknologi dan media informasi. Peserta didik harus mampu mengakses informasi secara efektif dan efisien (literasi informasi). Selain itu peserta didik harus mampu memilih dan menggunakan media untuk berkomunikasi (literasi media). Serta mampu menganalisis dan membuat media untuk alat komunikasi (literasi ICT). Dengan demikian diharapkan, sekolah atau guru akan melahirkan peserta didik yang memiliki keterampilan abad 21. Wallahu a'lam bish-showab. 

 

Tulisan 5: 30102019

Senin, 17 Agustus 2020

Cover Lagu Religi "Kisah Sang Rasul" (Nur Fauziah)

Sebuah karya sederhana. Semoga menambah kecintaan kita kepada Baginda Rasulullah Muhammad Saw. Aamiin. Jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara like, coment, share dan subscribe. Terima kasih. 


Guru dan Literasi Digital

Virus Corona merebak dari Negara Tirai Bambu (China). Menyebar keseluruh negara-negara di dunia. Virus Corona sangatlah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, salah satu diantaranya adalah pendidikan. Akibat dari Virus Corona, menurut data Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO), tercatat sekitar 188 negara telah menutup sementara lembaga Pendidikan. 

Setidaknya ada 1.543.446.152 (89% populasi) peserta didik diseluruh dunia yang aktivitas belajarnya menjadi terganggu akibat sekolah yang ditutup. Termasuk pendidikan di Indonesia. Indonesia melaksanakan pendidikan dengan cara pembelajaran jarak jauh (PJJ) melalui teknologi. Aktivitas pembelajaran dilaksanakan dari rumah tanpa tatap muka. Karena dikhawatirkan terjadi cluster penyebaran virus corona di sekolah. 

Berbagai dilema datang menghampiri siswa, orang tua dan guru. Siswa harus beradaptasi dengan pembelajaran melalui teknologi yang menuntut fokus dan semangat belajar yang lebih tinggi. Orang tua harus membagi waktu untuk mendampingi dan memotivasi anak belajar. Orang tua belajar menjadi guru bagi anaknya dan mendidik dengan kesabaran. Serta selalu memberikan contoh karakter yang baik. 

Tidak hanya siswa dan orang tua, terlebih guru dituntut menguasai teknologi. Guru harus belajar dan menggali potensi diri sesuai dengan keterampilan abad 21. Guru harus tetap terus semangat dan optimis dalam mendidik siswa. Guru harus kreatif dan inovatif dalam memberikan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang efektif dan menyenangkan.  

Untuk mewujudkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang efektif dan menyenangkan, banyak berbagai cara yang dapat dilakukan. Diantaranya dengan menggunakan aplikasi WhatsApp. Aplikasi WhatsApp yang disingkat dengan WA adalah aplikasi yang paling utama dalam berinteraksi antara siswa, orang tua dan guru. Pembelajaran dengan aplikasi WA dapat digunakan dengan cara chat, audio, foto maupun video. 

Selain WA, pembelajaran jarak jauh (PJJ) bisa dilakukan dengan google class room. Materi, tugas dan penyerahan tugas, dapat diatur dengan waktu yang di tentukan oleh guru. Penyimpanan materi berupa vidio tidak menghabiskan memori handphone, karna materi tersimpan di google drive.  

Selanjutnya, pembelajaran jarak jauh (PJJ) bisa dilakukan dengan menggunakan aplikasi zoom, google meet, dan aplikasi sejenis lainnya. Aplikasi ini merupakan aplikasi yang paling efektif. Guru dapat berinteraksi dengan siswa seperti layaknya di dalam kelas. Akan tetapi dengan catatan, ketika pembelajaran sedang berlangsung video harus tetap on agar siswa dapat terkontrol dalam mengikuti pembelajaran dengan baik. Selain itu, yang paling penting adalah kuota yang cukup. 

Untuk menghadirkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang menyenangkan, tentunya harus didukung dengan pembuatan media yang menarik perhatian siswa. Guru harus kreatif dan inovatif dalam mengolah dan menghadirkan media pembelajaran. Bisa berupa gambar animasi, power point, maupun video. Tutorial pembuatannya dapat dicari melalui aplikasi YouTube. 

Pembuatan video seperti layaknya di aplikasi ruang guru juga dapat dibuat dengan menggunakan aplikasi yang bisa digunakan melalui android, yaitu kinemaster. Guru dapat menjelaskan melalui video, sekaligus menghadirkan tulisan ataupun gambar dalam satu video. Selain itu, aplikasi android yang bisa dipakai untuk membuat media pembelajaran diantaranya adalah plotagon, movie maker for kids, telagami, dll. Adapula aplikasi yang dapat diakses melalui web, yaitu: animaker, powtoon, explee, easy sketch pro,  dan lain sebagainya. Tentunya masih banyak aplikasi-aplikasi lainnya yang dapat digunakan untuk menghadirkan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan di era pendemi ini.  

Akan tetapi, alangkah baiknya jika semua aplikasi yang ada, di mix dan di rapel secara bergantian dalam penggunaannya. Tujuannya agar menghilangkan kejenuhan dalam pembelajaran. Sehingga terciptalah pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Guru senang, murid senang, orang tua tenang, kebahagiaan pun datang.  

Dengan demikian, tidak ada yang tidak mungkin bisa dilakukan. Asalkan guru mau belajar dan terus belajar menggali potensi diri. Memperkuat digital literasi. Semua harus belajar. Semua harus aktif dan berkolaborasi memberikan sinergi dalam pembelajaran. Agar tercipta tujuan pendidikan. Berjuang mencerdaskan anak bangsa. Demi mewujudkan generasi emas dimasa yang akan datang. Wallahu A’lam Bish-Showab.