Rabu, 19 Agustus 2020

TIK di Era Revolusi Industri 4.0

Guru di era revolusi industri 4.0 mempunyai tantangan yang jauh lebih besar dari era sebelumnya. Guru tidak hanya berkewajiban mentransfer pengetahuan (knowledge). Lebih dari itu, guru berkewajiban mentransfer keterampilan (skill) dan nilai (value). Guru harus mempunyai kemampuan yang lebih tinggi, baik dari segi materi pelajaran yang sulit, proses pembelajaran yang menuntut guru untuk lebih kreatif serta inovatif, dan tuntutan capaian kemampuan berfikir siswa yang lebih tinggi. 

Guru sangat berperan dalam proses pembelajaran. Guru berperan sebagai pengajar, penjaga gawang, fasilitator, katalisator, dan penghubung. Keberadaannya sangat penting dalam proses pembelajaran. Saat ini, pembelajaran tidaklah berpusat pada guru (teacher centered learning), akan tetapi berpusat pada murid (student centered learning). Oleh karena itu, selain membuat perangkat pembelajaran, guru harus mengintegrasikan teknologi untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Tujuannya agar siswa mempunyai kompetensi 4C (communication, collaboration, creativity and critical thinking). 

Teknologi sangat berperan dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Dengan teknologi, pembelajaran akan lebih mudah dipahami dan dicerna oleh siswa. Dengan teknologi juga, pembelajaran lebih inovatif dan mengurangi kejenuhan siswa, serta lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu, guru dituntut untuk terus belajar dalam memahami teknologi dan mengimplementasikannya kepada siswa. 

Tidak hanya guru, siswa di sekolah harus mengerti bagaimana penggunaan teknologi. Contohnya TIK (Teknologi, Informasi, dan Komunikasi). Siswa harus diajarkan bagaimana mengaplikasikan TIK, minimal untuk mengetik dan mencari informasi melalui internet. Tujuannya, jika diberi tugas oleh guru untuk mengakses internet, sudah tidak kaku lagi dan tidak mengandalkan orang tua. Kurikulum 2013 yang berlaku pada saat ini, banyak memberikan tugas yang memerlukan akses internet, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga menengah. 

Pada kenyataannya, pembelajaran TIK kini semakin terkikis. Semenjak kurikulum 2013 diberlakukan, kebanyakan sekolah mulai menghapus pelajaran komputer yang menjadi dasar kemampuan siswa mengenai TIK. Tidak hanya sekolah-sekolah swasta, begitu juga sekolah negeri banyak yang menghapus pelajaran TIK. Padahal pembelajaran TIK justru sangat dibutuhkan di era revolusi industri 4.0. 

Sekolah swasta, kebanyakan mengganti pelajaran TIK dengan pelajaran tahfidz. Mereka beranggapan bahwa sudah bukan zamannya. Padahal itu merupakan argumen yang sangat keliru. Teknologi sangatlah dibutuhkan dan semakin canggih di era Revolusi Industri 4.0 saat ini. Jika pelajaran TIK di sekolah-sekolah mulai dihilangkan, generasi-geberasi penerus bangsa ini, akan sangat banyak yang tidak melek IT. Walaupun kenyataannya anak-anak sekarang sudah pandai menggunakan hp, tapi tidak cukup jika hanya hp saja. Mereka juga harus menguasai IT. 

Oleh karena itu pemerintah harus memberikan sosialisasi akan pentingnya pelajaran TIK di sekolah dan bahkan seharusnya menjadi pelajaran yang wajib di era revolusi industri 4.0. Terlebih dengan kurikulum 2013 yang dipakai saat ini sangat membutuhkan pelajaran TIK. Pelajaran TIK ini sangatlah besar pengaruhnya, tidak hanya sekedar mengetik, akan tetapi untuk mengakses informasi lebih luas dan mendalam melalui internet. Tidak hanya sebatas apa yang mereka baca di buku paket maupun LKS. 

Selain itu, dengan pelajaran TIK, siswa akan lebih kreatif dan inovatif dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai dalam kurikulum 2013, yaitu menciptakan siswa yang tidak hanya mempunyai pengetahuan yang luas (knowledge) akan tetapi menciptakan siswa yang kreatif (skill) dan cakap dalam berbuat (value). Wallahu a'lam bish-showab.Semoga Bermanfaat..

 

Bekasi 12092019

Jangan lupa beli majalah.y..:)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar